Dengan populasi penduduk hampir 250 juta, termasuk 50 juta
siswa dan 2,6 juta guru di lebih dari 250.000 sekolah, Indonesia menduduki
peringkat ketiga dengan sistem pendidikan terbesar di Asia, bahkan keempat di
dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat. Kenaikan GDP, tingkat
urbanisasi, dan kesadaran para orang tua akan pentingnya bersaing dan memenuhi
standar internasional di dunia global menumbuhkan keinginan akan kualitas
pendidikan yang lebih baik untuk anak-anaknya. Dalam pendidikan formal, bisa
dilihat dengan naiknya tingkat partisipasi siswa di tingkat tersier (perguruan
tinggi) di Indonesia mencapai 27%, melampaui pertumbuhan populasi. Dalam
pendidikan non formal, bisa dilihat oleh maraknya lembaga pendukung
pembelajaran, seperti kelompok bermain, kursus bahasa, atau kursus musik.
CONSUMER BEHAVIOR
Ada kenaikan minat pada pendidikan non formal, kursus musik
(rata-rata bertambah hingga 300 orang) dan kursus bahasa (khususnya Jepang).
Dalam pendidikan formal, orang tua dengan pendapatan menengah ke atas mulai
melirik sekolah internasional bersertifikat ISO 9001 atau mengadopsi kurikulum
International Baccalaureate (IB).
Namun secara umum, perguruan tinggi publik masih menjadi
pilihan. Data menunjukkan 32% angka partisipasi perguruan tinggi berasal dari
130 perguruan tinggi publik, sisanya dari 3.000 perguruan tinggi swasta.
BUSINESS TREND
Bimbingan belajar masuk PTN (perguruan tinggi negeri /
publik) masih eksis walaupun pesaing ramai. Tren bisnis akan bergerak pada
menjamurnya sekolah bertaraf internasional, kemunculannya membuka peluang
bisnis untuk konsultan pendidikan dan penerimaan. Konsultan pendidikan membantu
perancangan pendirian sekolah, mulai sistem keuangan hingga sumber daya manusia
sampai basis datanya, sedangkan konsultan penerimaan membantu murid-murid
sekolah internasional mengerti dan memenuhi kriteria penerimaan perguruan
tinggi.
Home schooling dan online learning akan berkembang karena
mampu disesuaikan dengan kebutuhan dan waktu yang dimiliki pelajar. Home
schooling menawarkan kebebasan kepada keluarga secara mandiri mengajar anaknya
dimana saja, dapat dengan mengundang guru privat atau mendaftarkan anak pada
kursus. Online learning adalah metode belajar-mengajar mandiri tanpa tatap muka
menggunakan media elektronik, khususnya internet, sehingga proses pengiriman
bahan ajar dan tugas dapat timbal-balik terjadi.
Sementara untuk pendidikan non formal, kursus bahasa
khususnya Jepang, layak untuk diperhatikan. Data menunjukkan bahwa minat orang
Indonesia yang ingin belajar bahasa Jepang mencapai 720 ribu. Bila diibaratkan,
setiap 5 orang yang belajar bahasa Jepang di luar negeri, 1 diantaranya adalah
orang Indonesia. Bisnis tinggi peminat ini tentu potensial bila didukung dengan
prasarana, pengajar, dan kurikulum yang fleksibel.